Madiun, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Pemuda Kelas IIA
Madiun menjalin kerja sama dengan Gereja Katolik Paroki Santo Cornelius dan
Mater Dei Kota Madiun dalam rangka memberikan pembinaan rohani kepada warga binaan yang beragama Katolik dan Kristen, Rabu (3/9).
Kegiatan perdana pembinaan ini
dilaksanakan di Gereja Oikumene Lapas Pemuda Madiun, diikuti oleh para warga binaan yang beragama Katolik
dan Kristen. Kegiatan ini turut didampingi oleh Kasubsi Bimbingan
Kemasyarakatan dan Perawatan (Bimkemaswat), Afifudin Muhammad Yunus, serta
petugas pembinaan Lapas Pemuda Madiun.
Acara diawali dengan sambutan dan
pembukaan oleh Romo Akik Purwanto dari Gereja Katolik Paroki Santo Cornelius,
yang hadir bersama empat orang rombongan. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi
perkenalan oleh masing-masing warga
binaan yang mengikuti kegiatan tersebut. Suasana penuh kekeluargaan dan
semangat rohani begitu terasa sepanjang kegiatan berlangsung.
Dalam kutipannya, Romo Akik
menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai sarana pembinaan spiritual,
namun juga sebagai bentuk pelayanan kasih terhadap sesama.
“Tugas gereja bukan hanya di luar
tembok, tetapi juga menyapa dan merangkul mereka yang sedang dalam proses
pembinaan. Semoga kegiatan ini menjadi titik awal yang baik untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan dan memperbaiki diri,” ujar Romo Akik Purwanto.
Kasubsi Bimkemaswat, Afifudin
Muhammad Yunus, mengapresiasi kerja sama ini dan berharap kegiatan serupa dapat
terus berlanjut secara rutin.
“Kami sangat menyambut baik kerja
sama ini. Pembinaan rohani sangat penting dalam proses pembentukan karakter warga binaan. Ke depan, kegiatan
ini akan dilaksanakan dua minggu sekali agar pembinaan dapat berjalan secara
berkesinambungan,” ungkap Yunus.
Senada dengan itu, Kepala Lapas
Pemuda Madiun, Wahyu Susetyo, menegaskan komitmen Lapas dalam mendukung
pembinaan keagamaan bagi seluruh warga
binaan tanpa membedakan agama.
“Pembinaan rohani adalah bagian
penting dalam proses reintegrasi sosial. Kami berharap kegiatan ini dapat
memupuk nilai-nilai keimanan, memperkokoh hubungan antar individu, serta
menjadi bekal positif saat kembali ke masyarakat,” ujar Wahyu.
Dengan adanya kerja sama ini,
diharapkan Lapas Pemuda Madiun tidak hanya menjadi tempat pembinaan secara
hukum, tetapi juga menjadi ruang pertumbuhan spiritual bagi para warga binaan. Semangat kolaborasi ini
menjadi langkah konkret dalam mewujudkan pembinaan yang holistik dan
berkelanjutan. (Humas Lapas Pemuda
Madiun)