Kegiatan ini diikuti
oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang beragama Kristen dan Katolik, serta
didampingi oleh petugas L
apas Pemuda Madiun. Dengan suasana ibadah yang khidmat
dan penuh kekeluargaan, para WBP diajak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,
memperkuat iman, dan merenungkan makna perubahan hidup selama menjalani masa
pembinaan.
Dalam khotbahnya, Pendeta Slamet
Riyadi menyampaikan pesan yang menyejukkan dan memotivasi para
peserta.
“Tuhan tidak
melihat siapa kamu di masa lalu, tetapi apa yang kamu perjuangkan hari ini.
Jangan pernah menyerah untuk berubah menjadi lebih baik,” ujarnya dengan penuh
semangat.
Sementara itu, Kalapas Pemuda
Madiun, Wahyu Susetyo, menegaskan pentingnya pembinaan
spiritual sebagai bagian dari pendekatan holistik terhadap warga binaan.
Menurutnya, perubahan perilaku dimulai dari hati dan pikiran yang bersih.
“Kegiatan ini
merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian yang rutin kami laksanakan.
Kami ingin warga binaan tidak hanya dibekali keterampilan, tetapi juga dibentuk
secara mental dan spiritual,” jelas Wahyu.
Salah satu WBP
peserta kegiatan pembinaan,
mengungkapkan rasa syukurnya bisa mengikuti pembinaan rohani ini secara
berkala.
“Setiap kali ikut
pembinaan seperti ini, saya merasa tenang dan dikuatkan. Ini membuat saya lebih
semangat untuk memperbaiki diri,” ujarnya.
Kegiatan pembinaan
rohani ini dilaksanakan secara rutin sebagai bagian dari pemenuhan
hak beragama warga binaan dan pembinaan karakter menuju pribadi yang lebih
baik. Ke depan, Lapas Pemuda Madiun berkomitmen untuk terus menjalin sinergi
dengan berbagai pihak, termasuk Kemenag, dalam mendukung pembinaan spiritual
yang berkelanjutan. (Humas Lapas
Pemuda Madiun)